Peringati Hari Kartini, Kohati Tanjab Barat bersama Special Preneur gelar Talk Show di Caffee One By One – Jalan Beringin, Sabtu (27/04/2024) malam.
Talk Show yang menjunjung semangat perjuangan Kartini itu mengusung Tema: “Menyelamatkan Generasi Mendatang, Mengakhiri Eksploitasi Perempuan”.
Acara yang didominasi oleh hadirin kaum perempuan itu menunjukkan antusias aktivis, pengamat, pemerhati, dan sosok yang perduli terhadap issu keperempunan.
Terlihat jelas masalah yang dihadapi perempuan dibahas dengan cerdas oleh anggota/pengurus HMI dan Kohati, Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Organisasi Kepemudaan (OKP), dan Pelajar.
Semakin berkualitas Talk Show itu karena menghadirkan Narasumber ternama seperti Ahmad Harun Yahya (AHY) selaku Akademisi, Lia Damayanti mewakili Yayasan Special Preneur, Mustika yang adalah Ketua Umum Kohati dan Rudi seorang Lawyer Profesional.
Menanggapi kerennya Talk Show konsepsi Kohati itu, Agit Wijaya Kusuma sebagai pihak Special Preneur yang sangat “care” terhadap issu-issu keperempuanan menyampaikan bahwa banyak masalah yang sedang dihadapi perempuan.
“Saya melihat maraknya pelecehan seksual baru-baru ini, membuat kita sangat terpukul. Betapa tidak, perempuan sebagai rumah yang menghadirkan dan mendidik generasi masa depan, harusnya dijaga, tapi malah direndahkan dengan hasrat membabi buta”, ucap Agit.
“Terpampang jelas bahwa perempuan sering sekali hanya di jadikan objek fantasi dan ekspresi birahi hewani. Sekedar memuaskan hasrat, hingga merusak generasi”, tambahnya.
“Jika sudah kacau begini, maka kita harus terus mendorong semua pihak secara bersama-sama ambil peran menjaga perempuan”, tandasnya.
Agit selaku pemuda yang aktif membantu kegiatan komunitas dan organisasi itu, mengajak siapapun untuk segera turut andil dalam mengedukasi dan mendampingi, demi selamat dan berakhirnya eksploitasi terhadap perempuan.
“Untuk semuanya, tidak hanya bagi aktivis perempuan. Selalulah mengupayakan edukasi terhadap masalah hukum yang terjadi di Tanjab Barat ini. Supaya tercipta kondisi yang bisa menyelamatkan generasi muda mendatang serta mengakhiri expolitasi perempuan”, tuturnya.
Tidak lupa, Agit juga memberi peringatan khusus bagi perempuan. Menurut pengelola Aksara Caffee itu, perempuan harus memperjuangkan hak-haknya.
“Jangan mau terus disalahkan ketika mengambil langkah berkarir, jangan hanya terkunci di lingkaran domestik, ambil langkah tegas dan tingkatkan kualitas diri”, ucap Agit.
“Dan sesama perempuan harus saling tingkatkan solidaritas, jangan iri jika perempuan lain yang hebat dan berkualitas. Harus saling mensupport, bergandengan tangan sesama perempuan”, jelasnya.
Karena kurangnya suara perlawanan dari perempuan, Agit mendorong agar Perempuan berani speak up. Menurutnya, ruang publik hanya didominasi oleh laki-laki, sehingga perempuan dianggap mudah untuk dieksploitasi.
Support lingkungan keluarga juga menjadi perhatian Agit. Ia mengajak orang tua berperan memberikan kebutuhan utama pada anak perempuannya.
“Peran orang tua juga harus hadir memberikan perhatian, kasih sayang, dan memberikan rasa aman terhadap anak perempuan nya. Jika tidak, perempuan bisa bertindak diluar batas kontrol diri, sehingga menjadi mangsa yang siap dieksploitasi,” ungkapnya.
“Saya berharap perempuan harus berkualitas, saling mengsupport antar perempuan, berani mengambil keputusan dan tegas terhadap diri nya sendiri”, tutupnya.